Kamis, 26 Maret 2015

Mengatasi Isu Salah Kiblat dengan Teknologi



Mengatasi Isu Salah Kiblat dengan Teknologi





Paket Umroh Bulan Ramadhan 2015 ,Arah Kiblat dimana Ka’bah sebagai acuan arah sewaktu umat Islam menjalankan ibadah shalat begitu penting serta menjadi syarat sahnya shalat. Isu ini dikabarkan heboh di Jawa Tengah, mengingat segenap masjid diketahui bergeser dari arah seharusnya menghadap Ka’bah.

Contohnya Masjid Raya Baiturahman Semarang yang sehabis ditelusuri nyatanya kiblat bergeser 2 derajat nol menit 32,48 detik, kurang ke selatan dari arah seharusnya. Mengingat jarak Indonesia ke Ka’bah di Mekkah cukup jauh, walau dengan derajat pergeseran ‘kecil’ akan tetapi hal itu membuat masjid ini berkiblat melenceng 214 kilometer dari Ka’bah.



Apakah temuan tersebut merupakan hal yang aneh





Apakah temuan tersebut merupakan hal yang aneh? Tentu tidak. Bukan dikarenakan memang orang-orang tua kita dahulu ‘asal’ saja memutuskan arah kiblat, akan tetapi perkembangan terkini dari teknologi informasi membuat posisi Ka’bah begitu juga dengan masjid yang akan mengetahui arah kiblatnya dapat diketahui secara pasti. Pertumbuhan ini mengakibatkan cara-cara penetapan berdasar atau melalui benda alam misalnya matahari maupun kompas biasa, menjadi tertinggal dan dirasa kurang tepat–kalau tak mau dibilang salah. Paket Umroh awal ramadhan 2015





Ka’bah menjadi acuan arah dalam shalat





Akan tetapi, meskipun dirasa menjadi hal yang wajar, mengingat Ka’bah sebagai acuan arah dalam shalat, baiknya seluruh masjid melakukan penentuan ulang arah kiblat. Kejadian salah arah kiblat, diyakini bukan hanya terjadi di Jawa Tengah. Kesalahan ini bisa jadi saja terjadi di seluruh Indonesia mengingat cara-cara pemutusan kiblat masa lalu adalah hampir sama, dan selalu belum banyak yang benar-benar menggunakan pemanfaatan teknologi informasi (TI) dalam pemutusan arah kiblat, mengingat ‘penemuan’ koordinat dari Ka’bah secara meluas juga baru setelah layanan seperti Google Earth diluncurkan. Umroh bulan ramadhan 2015


tingkat melenceng antara masjid yang satu dengan masjid lainnya





Walau memang, tingkat melenceng antara masjid yang satu dengan masjid yang lain, bisa jadi tidak sama. Mungkin ini karena ada juga masjid yang sudah mempergunakan pengukuran melalui kompas yang juga dilengkapi dengan petunjuk arah Kiblat. Namun, kompas dengan penunjuk arah kiblat itu lebih banyak hanya ditujukan dan digunakan di kota-kota besar saja, sehingga ketika buat kota kecil justru kecamatan maupun kelurahan/desa, rata-rata menggunakan posisi kiblat dengan mengacu ke kota besar terdekat.




Kiblat dan TI





Teknologi informasi begitu berarti dewasa ini dikarenakan dapat digunakan untuk bermacam keperluan, dari memperoleh informasi terkini, sarana pemerintahan secara elektronik, layanan bisnis sampai hal-hal keagamaan, termasuk dalam hal penentuan kiblat. Dua hal perkembangan yang cukup signifikan terjadi adalah pemanfaatan Global Positioning System (GPS) serta hadirnya layanan Google Earth.

GPS ditemukan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat dan Ivan Getting yang merupakan sistem satelit navigasi, yang utamanya didesain untuk naviasi. Saat ini GPS pula menonjol untuk perangkat masa (timing). Dengan 18 satelit, dimana masing-masing ada enam dalam tiga orbit angka dengan jarak 120º, dan stasiun bumi, membentuk GPS awal.

GPS mempergunakan”bintang buatan manusia” atau satelit sebagai titik referensi menghitung posisi geografis, dengan akurasi dalam meter. Dalam kenyataannya, dengan jenis GPS yang lebih maju–sejak 1994 mempergunakan 24 satelit, pengukuran dapat menjadi lebih baik hingga dalam sentimeter. GPS telah digunakan dalam banyak keperluan, ’penuntun’ arah transportasi darat, laut maupun udara maupun mengukur ketinggian sebuah gunung, misalnya.

Dengan dilengkapi peta digital, GPS yang dipasang di mobil bahkan telepon seluler cerdas (smartphone) sanggup digunakan untuk mencari jalan ke suatu tempat, malahan jalan tikus, mencari keberadaan mobil waktu dicuri, sementara smarthphone bisa memastikan posisi ketika aplikasi twitter.com dipakai, malahan ketika mengambil gambar dengan kamera yang tersedia di smarthone itu, koordinat letak tersimpan dalam file foto yang diambil nantinya.

Sementara Google Earth, besutan aplikasi dari Google yang dikenal sebagai mesin pencarian, merupakan sebuah software pemetaan interaktif yang disediakan oleh satelit dan fotografi udara yang mencakup keseluruhan planet Bumi. Google Earth dianggap sungguh-sungguh akurat dikarenakan sanggup menggambarkan posisi gunung, gedung, rumah, termasuk masjid hingga sedekat-dekatnya.

Dan yang paling unik yaitu aplikasi ini bersifat tidak bermodal, sehingga dapat diakses siapa saja dengan mudahnya untuk memilih lokasi yang diinginkan. Walau memang, ada fasilitas berbayar untuk fungsi tambahan dari layanan, tapi yang gratis pun dirasa sudah amat sangat cukup. Basis layanan Google ini juga digunakan segenap situs internet semisal Qibla Locator.


Kesimpulan




Di indikasi awal, untuk memastikan apakah masjid Anda sungguh-sungguh melenceng maupun tidak, dan ke mana arah kiblat seharusnya, dapat dipakai perangkat GPS. Sehabis memasukkan koordinat Ka’bah, pengukuran dapat diaplikasikan di luar bangunan masjid (hal ini karena GPS diharuskan memperoleh sinyal dari satelit) di depan posisi imam pada umumnya berada, dapat dijejak ke mana arah kiblat seharusnya. Sebab dengan fasilitas yang ada, arah kiblat spontan dapat ditunjukkan dengan arah panah dalam perangkat GPS yang kita pakai. Paket Umroh Bulan Ramadhan 2015

Walaupun, dalam indikasi awal ada kemiringan, disebabkan berdasar posisi bangunan masjid, mungkin saja, dalam shalat arah kiblat sudah diluruskan. Sebab, urusan geser-menggeser arah kiblat ini sesungguhnya bukan urusan besar, dimana bangunan wajib diubah arahnya, melainkan dapat menggeser sajadah menghadap arah kiblat seharusnya. Sehingga, isu salah kiblat dapat disikapi dengan tenang, melakukan pengecekan dan perbaikan, dengan cara mudah, yaitu memanfaatkan teknologi informasi.