Selasa, 28 April 2015

Ulumul Quran dan Sejarah Perkembangannya







Ulumul Quran dan Sejarah Perkembangannya



























Paket Umroh Ramadhan 2015 ,Al-Qur’an ialah mukjizat dalam Islam yg abadi dimana kian maju ilmu wawasan, makin tampak validitas kemukjizatannya.
Para sahabat sangat bersemangat tuk memperoleh pengajaran Al-Qur’an Al-Karim dari Rasulullah. Mereka menginginkan menghafal dan memahamminya. Bagi mereka, ini termasuk suatu kehormatan.













Abu Abdirrahman As-Sulami meriwayatkan












































Paket Umroh Bulan Ramadhan 2015 , bahwa orang-orang yg biasa membacakan Al-Qur’an kepada kami, layaknya Utsman bin Affan lalu Abdullah bin Mas’ud, beserta yg lainnya; apabila mereka belajar sepuluh ayat dari Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam, mereka enggan melewatinya sebelum memahami lalu mengamalkannya. Mereka mengatakan, “Kami mempelajari Al-Qur’an, ilmu, lalu amal sekaligus.” (1)
Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam tidak mengizinkan mereka membuat apa pun selain Al-Qur’an, sebab ditakutkan bisa tercampur aduk dgn yang lain.


















Muslim meriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri, bahwa Rasulullah saw bersabda























Paket Umroh Ramadhan 2015 ,“Jangan sekali-kali menyusun apa saja dariku. Barangsiapa menyusun sesuatu selain Al-Qur’an dariku jadi hapuslah. Sampaikanlah haditsku, tidak masalah. Tetapi, barangsiapa mendustakan aku dgn terencana, jadi nerakalah tempatnya.”
Demikianlah yg terjadi dalam masa Rasul, masa Khalifah Abu Bakar, lalu Umar Radhiyallahu Anhuma.
Setelah itu pada masa Khalifah Utsman (2) Radhyallahu Anhu, sesuai dgn tuntunan keadaan –seperti yg hendak dijelaskan kemudian (3)– membuat salahsatu terobosan ijtihad mulia, yaitu demi menyatukan kaum muslimin dgn pedoman satu mushaf yg kelak diberi nama mushaf Al-Imam. Seterusnya, mushaf itu dikirim ke berbagai negri saat itu. Adapun tulisan huruf-hurufnya disebut sebagai rasm Utsmani, yg dikaitkan dgn nama Khalifah Utsman. Langkah ini adalah awal munculnya ilmu penulisan rasm Al-Qur’an.




















demi menjaga adanya kekeliruan dalam pengucapan
















Paket Umroh Bulan Ramadhan 2015 ,Kemudian, Khalifah Ali Radhiyallahu Anhu menyuruh Abul Aswad Ad-Duali tuk menggagas kaedah nahwu, demi menjaga adanya kekeliruan dalam pengucapan dan untuk lebih memantapkan bagi pembacaan Al-Qur’an. Hal ini dianggap selaku cikal bakal dari munculnya ilmu i’rab Al-Qur’an.
Di antara para mufassir terpopular di kalangan sahabat Nabi ialah; empat khalifah, Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, Ubay bin Ka’ab, Zaid bin Tsabit, Abu Musa Al-Asy’ari lalu Abdullah bin Az-Zubair.














Di antara murid-murid Ibnu Abbas yang cukup termasyhur
















 Said bin Jubair, Mujahid, Ikrimah maula Ibnu Abbas, Thawus bin Kisan Al-Yamani dan Atha’ bin Abi Rabah.

Murid Ubay bin Ka’ab yang popular di Madinah adalah Zaid bin Aslam, Abul Aliyah, lalu Muhammad bin Ka’ab Al-Qurazhi.

Di Irak terdapat murid Abdullah bin Mas’ud yg pula tersohor bagai mufassir. Mereka yaitu; Alqamah bin Qais, Masruq bin Al-Ajda’, Aswad bin Yazid, Amir Asy-Sya’bi, Hasan Al-Bashri, dan Qatadah bin Di’amah As-Sadusi.

Abad kedua Hijriyah ialah masa kodifikasi. Mula-mula kodifikasi hadits dgn metode pemanfaatan bab-bab yg kurang sistematik. Semuanya mencakup semua yg berkaitan dgn tafsir.

Tokoh-tokoh yg melancarkan kodifikasi itu di antaranya Yazid bin Harun As-Sulami (wafat 117 H), Syu’bah bin Al-Hajjaj (wafat 160 H), Waki’ bin Al-Jarrah (wafat 211 H), Sufyan bin Uyainah (wafat 198 H) dan Abdul Razzaq bin Hammam (wafat 211 H). Kesemua ulama itu pada asasnya termasuk ulama hadits. Hingga saat ini kita belum menemui penjelasan-penjelasan tafsir mereka dalam berbagai kitab.

Pada masa seterusnya, sekelompok ulama melancarkan penafsiran secara komprehensif terhadap Al-Qur’an sesuai tertibnya ayat yg ada dalam mushaf. Di antara mereka yg terkenal adalah Ibnu Jarir Ath-Thabari (wafat 310 H).

Demikianlah, mula-mula kali tafsir dilakukan dgn metode dari mulut ke mulut lalu periwayatan, lalu melalui proses kodifikasi, tapi masih masuk dalam bab-bab hadits. Lalu pada tahap selanjutnya dikodifikasikan secara mandiri. Kemudian nampak tafsir bil ma’tsur (yg memanfaatkan dalil-dalil Al-Qur’an, hadits Nabi, beserta perkataan para sahabat dan salafushshalih) lalu tafsir bir-ra’yi (yg memanfaatkan nalar ataupun pendapat pribadi).



















































Dalam bidang ilmu tafsir muncul karya-karya tematik yang berkaitan dengan tafsir Al-Qur’an yang cukup penting bagi seorang mufassir.





































Luar biasa berlimpah karya-karya ulama yg mengkaji disiplin ulumul Qur’an. Karya-karya itu diranggkum dalam satu buatan besar seperti yg disinyalir oleh Az-Zarqani dalam kitabnya Manahil Al-’Irfan fi ‘Ulum Al-Qur’an (4) bahwa di dalam Dar Al-Kutub Al-Mishriyah ada suatu kitab karya Ali bin Ibrahim bin Said, ternama dgn julukan Al-Hufi. Nama kitab itu Al-Burhan fi ‘Ulumi Al-Qur’an, terdiri dari 30 jilid. Di dalamnya terdapat 15 jilid dimana di sana penulisannya menyebut ayat-ayat Al-Qur’an sesuai dgn tertib mushaf yg mencakup pembahasan ulumul Qur’an.

Setelah itu, Ibnul Jauzi (wafat 597 H) menyertai jejak Al-Hufi. Ia menyusun kitab “Funun Al-Afnan fi ‘Aja’ibi ‘Ulum Al-Qur’an.” (5) Badruddin Az-Zarkasyi (wafat 794 H) menyusun “Al-Burhan fi ‘Ulum Al-Qur’an.” (6) Jalaluddin Al-Balqini (wafat 824 H) menyusun “Mawaqi’ Al-’Ulum min Mawaqi’ An-Nujum,” menambahi sedikit kitab Az-Zarkasyi. Kemudian, Jalaluddin As-Suyuthi (wafat 911 H) dgn kitabnya lumayan terkenal yaitu “Al-Itqan fi ‘Ulum Al-Qur’an.”

Inilah beberapa kajian yg dikenal sebagai studi ilmu-ilmu Al-Qur’an. Sekarang, kita berpindah kepada maksud singkat tentang ulumul Qur’an.

‘Ulum adalah bentuk plural dari ‘ilm. ‘Ilm sendiri maknanya al-fahmu wa al-idrak (pemahaman dan pendidikan). Kemudian, pengertiannya dikembangkan kepada kajian berbagai masalah yg beragam dgn standar ilmiah.

Dan yg dibahas dgn ‘Ulum Al-Qu’an, ialah suatu ilmu yg mencakup beragam kajian yg berkaitan dgn kajian-kajian Al-Qur’an seperti; pembahasan tentang asbab an-nuzul, pengumpulan Al-Qur’an dan Penyusunannya, masalah Makkiyah lalu Madaniyah, nasikh lalu mansukh, muhkam lalu mutasyabihat, lalu lain-lain.